TRAGEDI SREBRENICA PERANG dimanapun itu terjadi, menyeret semua yang ada di sekitarnya dalam kepedihan yang begitu hebat. Kehilangan kerabat, anak, istri, atau suami adalah perih yang terus menyayat hati. Meskipun tak ada yang mampu menghapus lara itu, setitik keadilan diyakini mampu membuka harapan bahwa perang dan kejahatan yang ada di dalamnya tak diulang. Itulah yang dirasakan Munira Subasic, salah seorang wakil dari kelompok Ibu Srebrenica, kelompok penggugat yang mempersoalkan pembunuhan terhadap lebih dari 300 pria dan anak laki-laki Muslim Bosnia di Srebrenica ketika perang berkecamuk di wilayah itu. Terang harapan akan hadirnya keadilan itu mulai tampak, pertengahan Juli, tepatnya Rabu, 16 Juli, ketika pengadilan distrik di Den Haag, Belanda, memutuskan bahwa Belanda bertanggung jawab atas pembantaian yang dinilai terburuk di Eropa pasca Perang Dunia II. Keluarga korban menggugat Pemerintah Belanda yang tergabung dalam pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bang