Apa yang menjadi kriteria terpenting bagi wanita dalam memilih pasangan untuk jangka panjang (baca: suami)? Akan ada banyak variasi jawaban untuk pertanyaan yang satu ini, namun rasanya hanya sedikit sekali yang akan menempatkan faktor tampang atau penghasilan sebagai yang nomor satu. Tapi, seandainya para wanita diperbolehkan untuk membayangkan suami impiannya, kedua faktor tersebut pastilah akan masuk bersama-sama dengan kriteria terpenting mereka. Bagaimanapun juga, siapa sih yang nggak mengangankan pasangan yang sempurna? Jawabannya adalah: kebanyakan wanita, menurut sebuah penelitian terbaru.
Para peneliti psikologi evolusioner berpendapat bahwa ketertarikan wanita, yang sekilas terlihat dangkal, terhadap wajah yang tampan dan dompet yang tebal sebenarnya memiliki akar evolusi yang mendalam. Pemilik wajah yang tampan diasosiasikan memiliki gen yang bagus dan kuat, sementara status ekonomi yang tinggi membuat anak (penerus gen orangtua) dapat dirawat sebaik mungkin. Namun, Majalah Psychology Today edisi Juli-Agustus 2007 melaporkan temuan Simon Chu yang dimuat dalam jurnal Personality and Individual Differences, bahwa wanita kurang menyukai pria yang memiliki kedua karakteristik tersebut.
Dalam penelitiannya, Chu memberikan beberapa foto pria yang telah dikategorikan (atraktif, rata-rata, tidak atraktif) kepada partisipan yang semuanya wanita. Foto-foto tersebut juga disertai keterangan pribadi yang menyiratkan status ekonomi mereka. Para partisipan kemudian diminta untuk menilai sejauh mana mereka tertarik untuk menjadikan pria-pria tersebut sebagai suami. Tadinya Chu berhipotesis bahwa pria yang dikategorikan atraktif dan berstatus ekonomi tinggi akan menjadi pilihan utama sebagian besar partisipan, namun hasilnya ternyata tidak persis begitu. Mereka ternyata lebih memilih pria atraktif dan berstatus ekonomi menengah saja sebagai pilihan utama.
Ada apa dengan pilihan itu? Menurut penelitian tersebut, wanita merasa ragu-ragu berpasangan dengan pria yang sempurna karena pria semacam itu juga banyak diinginkan oleh wanita lain, sehingga memperbesar kemungkinan pasangannya untuk selingkuh. Chu menambahkan, bukan berarti para pria yang termasuk golongan ini bakal kesulitan mencari pasangan selamanya. Hanya saja, usaha mereka untuk dapat meyakinkan (calon) pasangan bahwa mereka adalah orang yang setia harus lebih gigih dibanding pria lain.
Sumber :
Healthy, Wealthy, and Unwanted – Psychology Today, Juli-Agustus 2007
http://popsy.wordpress.com/2007/07/24/pria-tampan-dan-kaya-kurang-disukai-wanita/
Para peneliti psikologi evolusioner berpendapat bahwa ketertarikan wanita, yang sekilas terlihat dangkal, terhadap wajah yang tampan dan dompet yang tebal sebenarnya memiliki akar evolusi yang mendalam. Pemilik wajah yang tampan diasosiasikan memiliki gen yang bagus dan kuat, sementara status ekonomi yang tinggi membuat anak (penerus gen orangtua) dapat dirawat sebaik mungkin. Namun, Majalah Psychology Today edisi Juli-Agustus 2007 melaporkan temuan Simon Chu yang dimuat dalam jurnal Personality and Individual Differences, bahwa wanita kurang menyukai pria yang memiliki kedua karakteristik tersebut.
Dalam penelitiannya, Chu memberikan beberapa foto pria yang telah dikategorikan (atraktif, rata-rata, tidak atraktif) kepada partisipan yang semuanya wanita. Foto-foto tersebut juga disertai keterangan pribadi yang menyiratkan status ekonomi mereka. Para partisipan kemudian diminta untuk menilai sejauh mana mereka tertarik untuk menjadikan pria-pria tersebut sebagai suami. Tadinya Chu berhipotesis bahwa pria yang dikategorikan atraktif dan berstatus ekonomi tinggi akan menjadi pilihan utama sebagian besar partisipan, namun hasilnya ternyata tidak persis begitu. Mereka ternyata lebih memilih pria atraktif dan berstatus ekonomi menengah saja sebagai pilihan utama.
Ada apa dengan pilihan itu? Menurut penelitian tersebut, wanita merasa ragu-ragu berpasangan dengan pria yang sempurna karena pria semacam itu juga banyak diinginkan oleh wanita lain, sehingga memperbesar kemungkinan pasangannya untuk selingkuh. Chu menambahkan, bukan berarti para pria yang termasuk golongan ini bakal kesulitan mencari pasangan selamanya. Hanya saja, usaha mereka untuk dapat meyakinkan (calon) pasangan bahwa mereka adalah orang yang setia harus lebih gigih dibanding pria lain.
Sumber :
Healthy, Wealthy, and Unwanted – Psychology Today, Juli-Agustus 2007
http://popsy.wordpress.com/2007/07/24/pria-tampan-dan-kaya-kurang-disukai-wanita/
Komentar
Posting Komentar
Komentar Anda merupakan sumber saya menuju tulisan yang lebih baik.