SIAPA pun tentunya enggan jika harus banyak berhubungan dengan rekan kerja yang menyebalkan. Tapi sebagai sebuah tim kerja, tentu Anda tak bisa menghindari untuk berkomunikasi dengannya.
Mau tak mau, Anda tetap harus menjalin komunikasi dengan rekan kerja yang sulit diajak bekerja sama tersebut, baik karena kepribadiannya yang tidak menyenangkan maupun karena hasil kerjanya yang buruk. Tentu saja butuh strategi khusus untuk menangani rekan kerja seperti ini. Karena jika tidak, hal tersebut akan berpengaruh pada hasil kerja Anda dan kerja tim secara keseluruhan.
Seperti apa kira-kira tipe rekan kerja yang menyebalkan dan cara mengatasinya, berikut daftarnya.
Tukang ngoceh
Sekilas, tipe rekan kerja seperti ini adalah teman yang menyenangkan. Dia ramah, mudah bergaul, dan senang bercerita. Sayangnya, kegemarannya bercerita tentang dirinya atau apa pun yang ada di pikirannya selalu mengganggu konsentrasi rekan kerja lain yang sedang bekerja.
Cara mengatasinya, sebaiknya bicara kepadanya bahwa Anda mengalami kesulitan berkonsentrasi jika harus bekerja sambil mendengarkan ceritanya. Katakan kepadanya, Anda akan mendengarkan ceritanya lebih lanjut jika pekerjaan Anda sudah selesai. Jika Anda memang senang berteman dan mendengarkan ceritanya, coba juga meluangkan waktu dengannya saat makan siang atau di luar jam kerja pada akhir pekan.
Tukang gosip
Tukang gosip selalu tahu berita apa pun di lingkungan kerja dan dia pasti akan menyebarkannya kepada semua orang. Pertanyaannya, apakah Anda harus mendengarkannya atau tidak?
"Saran saya, dengarkan saja kabar darinya karena dari ceritanya Anda bisa mendapatkan berita-berita terbaru tentang lingkungan kerja. Yang penting ialah, Anda harus pandai-pandai menganalisis gosip yang diceritakannya," kata konsultan karier Dawn Rosenberg McKay, seperti dikutip dari about.com
Menurut Dawn, cerita dari penggosip, tentunya ada yang benar dan ada yang tidak. Karena itulah, tetap kritis terhadap gosip yang diceritakan. Dengarkan saja baik-baik gosip tersebut, tapi Anda jangan tergoda untuk ikut bergosip dengannya.
Jika dia memancing respons Anda dengan bertanya, misalnya mengenai gosip tentang seorang rekan kerja, katakan saja bahwa Anda tidak memahami permasalahan yang ada. Jadi Anda enggan berkomentar lebih jauh. Atau katakan kalimat-kalimat diplomatis lainnya.
Tukang mengeluh
Rasanya tak ada yang bisa membuat si tukang mengeluh bahagia. Anda akan selalu menemukan dia tengah mengeluh tentang kesehatannya, keluarganya, pekerjaannya, perusahaan, atau tentang atasannya. Mungkin saja ada keluhannya yang benar, namun jika terusmenerus mendengar keluhannya, tentu akan membuat Anda ikutikutan stres.
Apa yang harus Anda lakukan jika ia mulai mengeluh? "Jika Anda memberinya saran, sepertinya hal tersebut tak akan banyak membantu karena para pengeluh biasanya tidak mencari solusi, melainkan hanya ingin menumpahkan kekesalannya," kata Dawn.
Jadi, menurut Dawn, jika melihatnya mengeluh, langsung saja ganti topik pembicaran. Jika Anda melakukan ini terus-menerus, tentu dia akan paham dan menangkap maksud tersembunyi dari sikap Anda itu.
Tukang mengoper pekerjaan
Ini adalah tipe rekan kerja yang senang mengalihkan pekerjaannya kepada orang lain, padahal ia tidak punya kewenangan untuk melakukan hal tersebut terhadap Anda atau rekan kerja yang lain. Biasanya, mereka melakukan ini karena tak sanggup atau malah tidak mau mengerjakan semua pekerjaan yang diberikan kepadanya.
Jika Anda memang punya waktu dan ingin melakukannya, maka bantulah ia dengan sewajarnya. Namun, jika Anda tak punya waktu dan sudah sibuk dengan pekerjaannya Anda sendiri, maka tak ada salahnya jika Anda menolak permintaannya.
Tukang klaim keberhasilan
Rekan kerja seperti inilah yang paling menyebalkan. Ia tidak pernah mengakui bahwa proyek yang berhasil dikerjakan dan dipuji atasan adalah hasil kerja tim, bukan hanya hasil kerja satu orang saja. Jika dia baru melakukannya sekali, anggap saja hal tersebut sebagai sebuah kekhilafan.
Namun, katakan kepadanya bahwa lain kali ia juga harus menyebut orang-orang yang membantunya dalam proyek tersebut. Jika dia tetap mengklaim prestasi kerja sebagai hasil kerjanya sendiri, katakan saja kepada orang-orang bahwa proyek tersebut adalah hasil kerja bersama. Setelah itu, jika diajak kerja sama lagi olehnya, sudah sepatutnya Anda menolak ajakan itu, kecuali jika yang meminta adalah atasan Anda.
Bagaimana jika segala strategi tersebut tidak berhasil? Konsultan karier Alison Doyle menyarankan untuk mulai berpikir mencari pekerjaan baru. "Jika Anda merasa bahwa pekerjaannya Anda menjadi terasa sulit daripada menyenangkan, mungkin memang saatnya mulai berpikir untuk pindah kerja," sebut Alison.
Jika mencari pekerjaan adalah jalan terbaik, Alison menyarankan untuk mulai memperluas jaringan kerja dan mulai mencari lowongan kerja baru. Langkah ini adalah langkah pertama yang realistis karena dengan memperluas jaringan, secara otomatis pintu untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan baru bisa terbuka lebar.
"Atau kalau tidak, mencari pekerjaan dengan cara klasik yaitu di website karier atau di surat kabar. Tapi yang pasti, Anda juga harus menyiapkan keahlian dan keterampilan yang jauh lebih baik sebagai modal untuk melamar kerja di tempat yang baru," tegas Alison.
Mau tak mau, Anda tetap harus menjalin komunikasi dengan rekan kerja yang sulit diajak bekerja sama tersebut, baik karena kepribadiannya yang tidak menyenangkan maupun karena hasil kerjanya yang buruk. Tentu saja butuh strategi khusus untuk menangani rekan kerja seperti ini. Karena jika tidak, hal tersebut akan berpengaruh pada hasil kerja Anda dan kerja tim secara keseluruhan.
Seperti apa kira-kira tipe rekan kerja yang menyebalkan dan cara mengatasinya, berikut daftarnya.
Tukang ngoceh
Sekilas, tipe rekan kerja seperti ini adalah teman yang menyenangkan. Dia ramah, mudah bergaul, dan senang bercerita. Sayangnya, kegemarannya bercerita tentang dirinya atau apa pun yang ada di pikirannya selalu mengganggu konsentrasi rekan kerja lain yang sedang bekerja.
Cara mengatasinya, sebaiknya bicara kepadanya bahwa Anda mengalami kesulitan berkonsentrasi jika harus bekerja sambil mendengarkan ceritanya. Katakan kepadanya, Anda akan mendengarkan ceritanya lebih lanjut jika pekerjaan Anda sudah selesai. Jika Anda memang senang berteman dan mendengarkan ceritanya, coba juga meluangkan waktu dengannya saat makan siang atau di luar jam kerja pada akhir pekan.
Tukang gosip
Tukang gosip selalu tahu berita apa pun di lingkungan kerja dan dia pasti akan menyebarkannya kepada semua orang. Pertanyaannya, apakah Anda harus mendengarkannya atau tidak?
"Saran saya, dengarkan saja kabar darinya karena dari ceritanya Anda bisa mendapatkan berita-berita terbaru tentang lingkungan kerja. Yang penting ialah, Anda harus pandai-pandai menganalisis gosip yang diceritakannya," kata konsultan karier Dawn Rosenberg McKay, seperti dikutip dari about.com
Menurut Dawn, cerita dari penggosip, tentunya ada yang benar dan ada yang tidak. Karena itulah, tetap kritis terhadap gosip yang diceritakan. Dengarkan saja baik-baik gosip tersebut, tapi Anda jangan tergoda untuk ikut bergosip dengannya.
Jika dia memancing respons Anda dengan bertanya, misalnya mengenai gosip tentang seorang rekan kerja, katakan saja bahwa Anda tidak memahami permasalahan yang ada. Jadi Anda enggan berkomentar lebih jauh. Atau katakan kalimat-kalimat diplomatis lainnya.
Tukang mengeluh
Rasanya tak ada yang bisa membuat si tukang mengeluh bahagia. Anda akan selalu menemukan dia tengah mengeluh tentang kesehatannya, keluarganya, pekerjaannya, perusahaan, atau tentang atasannya. Mungkin saja ada keluhannya yang benar, namun jika terusmenerus mendengar keluhannya, tentu akan membuat Anda ikutikutan stres.
Apa yang harus Anda lakukan jika ia mulai mengeluh? "Jika Anda memberinya saran, sepertinya hal tersebut tak akan banyak membantu karena para pengeluh biasanya tidak mencari solusi, melainkan hanya ingin menumpahkan kekesalannya," kata Dawn.
Jadi, menurut Dawn, jika melihatnya mengeluh, langsung saja ganti topik pembicaran. Jika Anda melakukan ini terus-menerus, tentu dia akan paham dan menangkap maksud tersembunyi dari sikap Anda itu.
Tukang mengoper pekerjaan
Ini adalah tipe rekan kerja yang senang mengalihkan pekerjaannya kepada orang lain, padahal ia tidak punya kewenangan untuk melakukan hal tersebut terhadap Anda atau rekan kerja yang lain. Biasanya, mereka melakukan ini karena tak sanggup atau malah tidak mau mengerjakan semua pekerjaan yang diberikan kepadanya.
Jika Anda memang punya waktu dan ingin melakukannya, maka bantulah ia dengan sewajarnya. Namun, jika Anda tak punya waktu dan sudah sibuk dengan pekerjaannya Anda sendiri, maka tak ada salahnya jika Anda menolak permintaannya.
Tukang klaim keberhasilan
Rekan kerja seperti inilah yang paling menyebalkan. Ia tidak pernah mengakui bahwa proyek yang berhasil dikerjakan dan dipuji atasan adalah hasil kerja tim, bukan hanya hasil kerja satu orang saja. Jika dia baru melakukannya sekali, anggap saja hal tersebut sebagai sebuah kekhilafan.
Namun, katakan kepadanya bahwa lain kali ia juga harus menyebut orang-orang yang membantunya dalam proyek tersebut. Jika dia tetap mengklaim prestasi kerja sebagai hasil kerjanya sendiri, katakan saja kepada orang-orang bahwa proyek tersebut adalah hasil kerja bersama. Setelah itu, jika diajak kerja sama lagi olehnya, sudah sepatutnya Anda menolak ajakan itu, kecuali jika yang meminta adalah atasan Anda.
Bagaimana jika segala strategi tersebut tidak berhasil? Konsultan karier Alison Doyle menyarankan untuk mulai berpikir mencari pekerjaan baru. "Jika Anda merasa bahwa pekerjaannya Anda menjadi terasa sulit daripada menyenangkan, mungkin memang saatnya mulai berpikir untuk pindah kerja," sebut Alison.
Jika mencari pekerjaan adalah jalan terbaik, Alison menyarankan untuk mulai memperluas jaringan kerja dan mulai mencari lowongan kerja baru. Langkah ini adalah langkah pertama yang realistis karena dengan memperluas jaringan, secara otomatis pintu untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan baru bisa terbuka lebar.
"Atau kalau tidak, mencari pekerjaan dengan cara klasik yaitu di website karier atau di surat kabar. Tapi yang pasti, Anda juga harus menyiapkan keahlian dan keterampilan yang jauh lebih baik sebagai modal untuk melamar kerja di tempat yang baru," tegas Alison.
Komentar
Posting Komentar
Komentar Anda merupakan sumber saya menuju tulisan yang lebih baik.