Langsung ke konten utama

Mundur dan Bertahan dengan Beragam Alasan

RIO DE JANEIRO - Piala Dunia Brasil 2014 memasuki babak sistem gugur. Penggemar sepak bola tidak dapat lagi melihat aksi brillian pemain terbaik dunia Cristiano Ronaldo di lapangan, karena timnya, Portugal, sudah angkat kaki. Tidak ada lagi rasa kagum penonton melihat lintasan bola umpan Andrea Pirlo setelah Italia gugur.

Tidak ada pula keindahan pola serangan umpan tiki-taka Spanyol yang pernah membuat kagum dunia empat tahun terakhir. Kenapa tim yang memiliki segudang pemain top itu harus pulang lebih dulu? Siapa yang harus disalahkan?

Buat pelatih Italia Cesare Prandelli (56), tidak ada orang yang paling bersalah, selain dirinya. Konsekuensinya hanya satu. Dia mundur. "Pola yang saya persiapkan ternyata tidak dapat diterapkan di lapangan. Saya harus bertanggungjawab atas semua itu. Saya sudah mengajukan pengunduran diri," ujar Prandelli setelah timnya dikalahkan Uruguay 0-1, Selasa lalu.

Pelatih Italia Cesare Prandelli

Pelatih Jepang Alberto Zaccheroni (61), yang berkebangsaan Italia, juga mengambil sikap sama seperti yuniornya. Kekalahan tim "Samurai Biru" dari Kolombia 1-4, Pantai Gading 1-2, dan imbang 0-0 dengan Yunani, yang bermain 10 orang, tidak ampun menjadi catatan kelam dalam sejarah kepelatihannya.

Pelatih Pantai Gading Sabri Lamouchi juga menyingkir setelah Pantai Gading tersisih dalam drama kekalahan "menyakitkan" 1-2 melawan Yunani pada pertandingan terakhir Grup C. Segenap rakyat Pantai Gading percaya, apabila Giovanni Sio tidak menabrak pemain Yunani, Georgios Samaras, pada menit ke-93, niscaya tim "Gajah Afrika" itu yang bertanding melawan Kosta Rika hari Minggu (29/6).

Sabri tidak bersalah karena sebetulnya dia sedang bernasib sial saja. Namun, pria berkebangsaan Perancis itu tetap kukuh untuk mundur.

Alasan Kontrak

Masih ada dua pelatih yang memilih mundur, yakni pelatih Bosnia-Herzegovina Safet Susic serta pelatih Iran Carlos Queiroz. Sebaliknya, pelatih Portugal Paulo Bento, pelatih Rusia Fabio Capello, dan pelatih Inggris Roy Hodgson belum mau menyerah.

"Selama mereka (Rusia) masih menerima, saya bertahan," kata Capello. Selama kontraknya tidak diputus federasi sepak bola Portugal, dia tetap akan menangani Ronaldo dan kawan-kawan.

Hodgson pun sudah mendapat lampu hijau federasi sepak bola Inggris, FA, untuk menukangi tim "Tiga Singa" sampai Piala Eropa 2016 mendatang. "Saya jelas kecewa, tapi biarkan FA yang mengambil keputusan," ujar Hodgson.

Apa pun pilihan pelatih, semuanya sah-sah saja. Mundur atau bertahan setelah timnya gagal adalah pilihan. Yang penting tentu saja , tim itu mesti lebih baik di masa mendatang.

HARIAN KOMPAS | 29 Juni 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini