Langsung ke konten utama

Kisah di 2013

PENGHUJUNG tahun 2013 tinggal menghitung hari. Tahun ini begitu banyak pengalaman yang telah saya alami. Pengalaman yang semakin menambah cara pandang saya tentang bagaimana bersikap dan bertindak. Tahun yang berkesan.

Dimulai pada awal April, saya mendaftarkan diri ke Unit Pelayanan Psikologi di fakultas tempat saya menimba ilmu. Di UPP ini, walaupun hanya magang, saya menjadi paham secuil dunia kerja itu. Sebuah dunia yang pasti akan saya lewati setelah saya menyelesaikan studi saya. Banyak hal yang telah saya dapatkan.

Pertama, saya masuk lalu diangkat menjadi koordinator para asisten psikolog. Asisten psikolog ini lah yang bertugas untuk mengeksekusi dan menjalankan rangkaian psikotes. Rangkaian psikotes itu bisa terdiri dari berbagai macam jenis tes. Ada tes intelegensi (kognitif), tes kepribadian, tes daya tahan kerja, dan lain-lain. Dari jenis-jenis tes itu masih terdiri berbagai macam nama tes. 

Bagi yang pernah atau sedang mencari kerja pasti pernah mendengar nama "PAULI TEST". Sebuah tes yang "hanya" terdiri dari deretan angka-angka dengan menggunakan ukuran kertas besar. Saya menjadi paham, seseorang bisa ditolak masuk kerja, bila hasil tes ini dianggap "kurang memadai". Tetapi namanya juga psikotes. Tes Kejiwaan. Jika ditanya "Lalu bagaimana caranya biar hasilnya baik?", saya hanya bisa menjawab "Hasil tes itu gambaran jiwa mu, kalau mau hasilnya baik ya "perbaiki" jiwamu dulu," he..he..he..

Kembali lagi ke saya yang menjadi koordinator. Pengaplikasian ilmu psikologi tentu sangat berhubungan dengan orang lain. Kami menyebutnya "Klien". Klien ini bisa dibagi menjadi dua, yaitu klien individu dan klien rombongan.Ijinkan saya untuk menceritakan satu persatu.

Klien individu datang sendiri ke UPP dan meminta secara personal untuk penyelesaian masalahnya. Umumnya yang datang menceritakan masalah anak, lingkungan, maupun keluarga. Apabila si anak menjadi nakal dan sulit belajar sehingga prestasinya menurun di sekolah, lalu si orang tua ini mencari kenapa terjadi dan bagaimana solusinya?

Setelah saya berinteraksi dengan para psikolog yang menangani, ternyata semua berujung pada cara didik dan keinginan orang tua si anak. Pernah seorang anak menolak untuk sekolah di sebuah pondok pesantren yang sudah cukup modern, namun si orang tua tetap memaksa. Akhirnya selama belajar, si anak sering membolos, kabur dari kelas, dan lain sebagainya. Tetapi si orang tua justru menganggap anaknya lah yang telah berubah. Padahal mereka sendiri yang membuat perubahan itu terjadi.

Selain berbagai kisah yang saya dapatkan, di UPP juga saya dilatih untuk bagaimana berkomunikasi dengan orang-orang yang lebih tua, bagaimana bersikap dengan klien, lalu bagaimana saya menjaga hubungan dengan kawan-kawan di UPP.

Selain kisah UPP, tahun 2013 adalah tahun penting dalam catatan hidup saya. Akhirnya saya bisa menyelesaikan skripsi dan diwisuda. Masa studi saya tepat empat tahun dan saya benar-benar belajar hidup dari skripsi. Dedikasi, komunikasi intensif, kesabaran, persepsi positif, timing yang tepat, semua itu yang saya dapatkan dari skripsi.

Skripsi itu memiliki tantangannya masing-masing pada tiap individu. Saya kira tidaklah pantas bila seseorang membanding-bandingkan proses pengerjaannya antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lainnya. Biasanya muncul pertanyaan "Kapan selesai skripsi?", "Kog lama banget?". Sekali lagi, skripsi memiliki tantangan internal dan eksternalnya sendiri-sendiri.

Saya termasuk lama dalam pengerjaan skripsi saya. Tetapi bukan karena saya malas mengerjakan. Faktor eksternal yang menghambat proses saya. Kasusnya begini, skripsi saya bisa selesai jika saya bisa menyediakan bermacam-macam gelas dengan ukuran yang sama dan warna yang berbeda-beda, sesuai kebutuhan skripsi saya.

Saya sudah berkeliling di kota jogja. Mulai ujung pintu masuk Pasar Beringharjo, sampai ujung Malioboro, sudah saya masuki. Padahal seumur-umur belum pernah saya masuk tuh. Saya dapat gelas-gelas ukuran yang sama, tetapi warnanya bukan yang saya cari. Saya gagal.

Lalu saya pergi ke pasar dekat Objek wisata Tamansari. Setelah berputar dan bertanya, hasilnya tetap nihil. Saya justru diminta ke Pasar Beringharjo!

Berputar ke toko-toko plastik dan barang pecah belah, hasilnya pun nihil.

Saya alihkan tidak dengan menggunakan gelas, tapi gelas plastik. Saya cari tapi setelah diajukan, dosen saya menolak. Bolak-balik pun rasanya kota ini menjadi sangat sempit. Saya coba hubungi salah satu produsen souvenir pernikahan. Pihak sana menyediakan, namun saya harus pesan minimal perwarna 250 gelas. Jadi kalau tiga warna, saya harus pesan 750 gelas! Padahal saya hanya perlu 90 gelas. Gagal lagi.

Saya lanjutkan mencari dan saya mendapatkan gelas tetapi dengan model yang sangat jadul. Kalau dilihat-lihat seperti yang dipakai Alm. Benyamin S. di sinetron Si Doel Anak Sekolahan dulu. Tapi apa boleh buat, bentuk, ukuran dan warna memang yang saya cari. Majulah saya ke tahap penelitian hingga selesai. Di pendadaran pun gelas-gelas saya dianggap terlalu "tempo doeloe" dan itu benar-benar menjatuhkan.

Tidak sekalipun penguji yang bertanya "Ceritakan proses Anda mencari gelas-gelas itu" atau "Apa hambatan Anda dalam pengerjaan penelitian ini?" Semua hanya terfokus pada eksekusi akhir, tanpa melihat proses. Wajar saja jika sekarang banyak "Agen jasa" penyusun skripsi. Jika proses tidak dihargai ya memang itu jalan terbenarnya.

Tapi semua proses itu saya menyadari beberapa hal. Pertama selain orang Bangsa ini menyukai Hasil daripada Proses, saya harus maksimal dalam pengerjaan sehingga hasil pun cepat didapat. Kedua, berhati-hati dengan proses yang lama, karena orang akan menilai kita negatif walaupun kita sudah berusaha. Ketiga, jika Anda menghadapi hal-hal yang lebih buruk daripada yang sudah saya tuliskan, maka bersabarlah.

Semua itu kini sudah menjadi cerita masa lalu. Tidak ada lagi perasaan jengkel dan lainnya. Yang ada saya harus menyikapi itu semua dengan positif. Semua punya kelemahan dan kelebihan. Jika ada "serangan" personal, maka harus siap dihadapi dengan kesabaran.

Tahun 2013 sudah berlalu, kini saya siap menghadapi tantangan selanjutnya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini