Langsung ke konten utama

Sikap Hemat sebagai Kebajikan

Seruan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang gerakan penghematan bahan bakar minyak mendapat sorotan dan memancing perbincangan.


Berbagai kalangan bahkan mengharapkan seruan penghematan tidak lagi hanya retorika, tetapi benar-benar dilaksanakan dengan komitmen jelas dan nyata. Lebih-lebih karena tantangan di bidang energi sangat serius.

Sebagai bagian dari gerakan penghematan, penggunaan BBM bersubsidi dilarang untuk kendaraan pemerintah pusat dan daerah. Juga dilarang untuk badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah. Khusus tentang larangan penggunaan BBM bersubsidi untuk kendaraan pemerintah, sudah muncul pertanyaan tentang efek penghematannya, terutama dari sisi pengeluaran uang negara.

Uang negara satu sisi memang dihemat karena BBM tidak disalurkan untuk kendaraan pemerintah, tetapi di sisi lain uang negara dikeluarkan lebih banyak untuk BBM tanpa subsidi. Upaya mencari cara yang tepat memang harus dilakukan agar gerakan penghematan BBM sungguh efektif dan berkesinambungan.

Gerakan penghematan BBM sudah menjadi keniscayaan. Sudah disebut-sebut, krisis energi dan pangan merupakan tantangan berat dunia di masa mendatang. Tantangan berat itu bahkan mulai dirasakan oleh banyak negara, termasuk Indonesia, dewasa ini.

Perlu antisipasi serius terhadap kemungkinan kelangkaan BBM, lebih-lebih karena sejumlah program energi alternatif dan terbarukan belum berjalan efektif. Program pengembangan etanol dan biofuel tampak kedodoran. Kebutuhan BBM cenderung meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan proses pembangunan, sementara cadangannya terbatas. Energi fosil, seperti BBM, rawang menghadapi kelangkaan karena tak terbarukan.

Bukan hanya persediaannya terbatas, harga BBM di pasar dunia pun cenderung meninggi karena permintaan melonjak atau juga karena dipermainkan oleh para spekulan global. Atas dasar itu, penghematan harus dilakukan. Seruan presiden soal penghematan haruslah dilaksanakan secara konsisten oleh berbagai kalangan pemerintah sendiri. Bagaimana pun gerakan penghematan memerlukan keteladanan pula.

Lebih jauh lagi, sikap hemat tergolong  prinsip kebajikan dan kearifan hidup yang perlu dijaga secara pribadi, sosial, dan bangsa. Tidaklah bijak pemborosan terhadap BBM, yang rawan kelangkaan. Tidak hanya menghambur-hamburkan energi yang tak perlu dan kontraproduktif, tetapi juga memperlihatkan sikap tak bertanggungjawab terhadap nasib-nasib generasi mendatang.

Tidaklah berlebihan jika banyak bangsa selalu menekankan sikap hemat sebagai salah satu kebajikan hidup. Kenyataannya, banyak negara mampu menggapai kemajuan karena bersikap hemat, ditambah kerja keras, jujur, disiplin, saling percaya, dan efisien. Jika budaya unggul ini tidak dikembangkan, kemajuan akan sulit dicapai.

| TAJUK RENCANA KOMPAS | 02 JUNI 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini