Langsung ke konten utama

Pertahankan Tradisi

Tito Vilanova dan Pep Guardiola disaat-saat sesi latihan. (Sumber Gambar: Barcablog.com)

Sebagai didikan La Masia, Tito Vilanova dinilai mampu mempertahankan gaya bermain Barcelona sepeninggal Josep Guardiola.
Teka-teki masa depan Pep Guardiola akhirnya sudah diketahui. Jumat (27/4), pelatih Barcelona ini mengumumkan tidak akan menukangi tim utama Barcelona untuk musim depan. Guardiola menolak memperpanjang kontrak dirinya yang habis akhir musim ini. Pep (panggilan Pep Guardiola) ingin beristirahat setelah menangani Barcelona selama hampir empat tahun.

"Empat tahun di Barcelona bak sebuah keabadian. Saya ingin Anda mengerti bahwa tidak mudah untuk mengambil putusan seperti ini. Saya butuh mengumpulkan energi dan saya akan melakukannya dengan beristirahat," ungkapnya.

Guardiola akan tetap bertugas hingga kontraknya resmi berakhir 30 Juni nanti. Laga final Copa Del Rey melawan Athletic Bilbao (25/5) akan menjadi laga perpisahan bagi pelatih tersukses dalam sejarah Barcelona ini. Guardiola sejauh ini telah mempersembahkan 13 trofi dalam empat tahun, plus peluang menambah satu trofi apabila berhasil menang dalam laga melawan Athletic Bilbao tersebut. Tentu suatu pencapaian yang rasanya sulit dikejar bagi pelatih-pelatih berikutnya.

TETAP PERCAYA ORANG DALAM

Saat desas-desus Guardiola akan menentukan masa depannya akhir pekan lalu, media Spanyol kontan menyoroti para calon kandidat pengganti Guardola.

Ternyata bukan Marcelo Bielsa (pelatih Athletic Bilbao), Laurent Blanc (pelatih Timnas Perancis), Joachim Low (pelatih Timnas Jerman), Andre Villas-Boas (mantan pelatih Chelsea), ataupun Luis Enrique (pelatih AS Roma) yang menduduki posisi Guardiola musim depan.

Manajemen FC Barcelona lebih memilih asisten pelatih Guardiola saat ini, Tito Vilanova. Tito dianggap memahami filosofi bermain Barcelona selama ditangani Guardiola. Pengalamannya selama lima tahun bersama Guardiola, diyakini Tito mampu mempertahankan gaya bermain El Barca. Dilain sisi, Tito sama-sama pernah mengenyam pendidikan di La Masia saat awal-awal kariernya sebagai pemain.

TANTANGAN BESAR

Toh tetap tidak mudah bagi Tito untuk keluar dari bayang-bayang kesuksesan Guardiola. Perlu kemampuan ekstra untuk mengatasi tekanan tersebut. Setidaknya kita dapat melihat nasib FC Inter Milan selepas sepeninggalan Mourinho ke Real Madrid pada 2010 lalu.

Mou (panggilan Mourinho) yang menukangi Inter selama dua musim, dan berhasil mempersembahkan treble winners (tiga gelar dalam satu musim) menjadi faktor hambatan kesuksesan pelatih Inter selanjutnya. Lihat saja nasib, Rafael Benitez. Benitez yang pernah menjuarai Liga Champions bersama Liverpool pun tidak sanggup meneruskan prestasi Mou. Setidaknya butuh waktu 1 tahun untuk Inter menemukan kembali "jiwa" juaranya.

Beda Inter, beda Barcelona. Empat tahun 14 trofi tentu suatu pencapaian yang sangat fenomenal. Guardiola dulu datang sebagai pelatih "Underdog" karena hanya berpengalaman di Barcelona B. Tito mungkin masih lebih baik, karena sebelumnya menjabat asisten pelatih. Dengan kepercayaan manajemen, pemain hingga fans, saya yakin Tito Vilanova dapat mengatasi tantangan tersebut.

(Dimas Yanuar Langgeng / Yogyakarta)

Komentar

Postingan populer dari blog ini