Handphone masih diam. Tak ada pesan masuk satupun kecuali dari operator seluler yang tetap setia mengirimkan pesan broadcast. Saya menunggu satu pesan masuk. Yang semestinya sudah datang sejak siang tadi. Tapi hingga larut malam kini, pesan itu belum juga muncul. Datangnya pesan itu jelas suatu hal penting bagi saya. Karena untuk mengetahui kepastian isi pesan itu pun, saya telah mempersiapkan segala sesuatunya jauh-jauh hari. Meski saya tetap menyadari, resiko kegagalan itu tetaplah ada. Kini, pesan itu tetaplah belum datang. Mungkin hanya menjadi kotak pesan kosong di handphone saya. Bayang-bayang ketidakberhasilan pun menggelayut dalam benak. Meski saya sudah kerap merasakan, tapi sungguh ini bukan perasaan yang enak untuk dirasakan. Betapa tidak enaknya, pikiran saya menerawang jauh. Bagaimana kalau posisi pemberi pesan itu adalah anak-anakku kelak? Bagaimana jika mereka akan memperlakukan seseorang yang ingin berkenalan dengannya, tapi menyikapinya secara tidak mengenakkan? Se
Kumpulan catatan, kliping, dan tulisan pribadi. Menjaga ingatan dalam rangkaian tulisan.